1.
Seoul (Korea Selatan)
Seoul
dibilang pantas menyandang smart city bukan lantaran di dalam ibu kota Korea
Selatan ini terdapat dua perusahaan raksasa Samsung dan LG. Namun lebih pada
ambisi pemerintah setempat untuk mewujudkan Seoul sebagai kota cerdas berbasis
pelayanan publik melalui teknologi informasi. Di kota Seoul terdapat infrastruktur
kabel optik terpanjang yang menghubungkan antarrumah untuk menopang akses
internet tercepat dan termurah di dunia. Setidaknya, untuk koneksi 10 Mbps,
warga hanya dikenakan sekitar 20 USD. Fasilitas ini pada akhirnya mendorong
Korea Selatan sebagai negara dengan penetrasi internet terbesar di dunia.
Kecanggihan
teknologi informasi di Korea Selatan semakin menggemaskan dalam lima tahun
terakhir. Beragam ekosistem perintis (startup) mengalami pertumbuhan secara
luar biasa pesat. Fenomena ini muncul berlatar pada dua hal, pertama mudahnya
fasilitas dan akses internet memupuk
generasi muda untuk berlomba menggeluti enterpreneur di bidang teknologi
informasi, dan kedua, karena Pemerintah Korea Selatan mencurahkan dukungan
penuh terhadap segala hal yang memiliki kait-paut dengan dunia teknologi
informasi.
Di bidang transportasi publik, Seoul memiliki prinsip menyajikan
kemudahan dan kenyamanan secara total kepada para penggunanya. Di setiap
stasiun Subway dipasang fasilitas Digital View. Seperti halnya alat komunikasi
sekelas ponsel, perangkat ini memberikan keleluasaan bagi para pengguna untuk
melakukan panggilan domestik secara gratis.
Melalui paket perangkat Digital View, warga Seoul juga mendapatkan
segenap kemudahan dalam bidang pelayanan publik. Dengan bentuk layar lebar dan
menggunakan operasi sentuhan jari, perangkat ini menyajikan akses pembayaran
umum, pajak, daftar film bioskop, kupon gratis, informasi cuaca dan aneka fitur
lainnya.
Tidak hanya di Seoul, gagasan smart city juga mulai dirasakan manfaatnya
di sebuah distrik bernama Gangnam. Setidaknya 3.500 CCTV dipasang di setiap
pelosok dan sudut gedung hingga lorong sempit demi mewujudkan rasa aman kepada
setiap warga yang melintas. Pemerintah kota setempat juga menyiapkan software
dan hardware pengontrol keamanan yang memungkinkan bagi warganya untuk
mendapatkan bantuan secara cepat. Semuanya, dihubungkan dalam jaringan internet
dengan kekuatan koneksi yang tinggi.
2. Tokyo dan Yokohama (Jepang)
Negeri Matahari Terbit ini setidaknya
memiliki 12 proyek kota pintar yang sedang berjalan. Sebagai percontohan,
Jepang memiliki satu andalan kota lain selain Tokyo dan Osaka, yakni Yokohama.
Kota ini merupakan kota kecil yang masih menjaga keasrian sehingga kerap meraih
juara dalam tata kota di bidang ekosistem dan lingkungan hidup.
Soal lingkungan hidup, kota-kota lain
bisa belajar pada Yokohama Smart City. Kota dengan jumlah penduduk 3.7 juta
jiwa ini memiliki proyek infrastruktur untuk memfasilitasi ‘renewable energies’
dengan skala besar yang mampu mentrasformasi kota menjadi kota yang rendah
karbon sambil menjaga dan mengutamakan kenyamanan penduduk.
Dalam forum Asia Africa Smart City
Summit di Bandung, Jawa Barat pada 2015 lalu, Akademisi Waseda University,
Jepang, Toshio Obi memaparkan ihwal keberhasilan negaranya dalam mengembangkan
konsep smart city. Menurut dia, Jepang memiliki lima standar yang dipakai untuk
mewujudkan cita-cita smart city, yakni pemerintahan yang cerdas, ekonomi,
mobilitas, lingkungan, sumberdaya manusia, dan kawasan perumahan.
"Tokyo bisa menjadi smart city
karena kekuatan transportasinya," kata Obi kepada Metrotvnews.com.
Untuk Tokyo dengan jumlah 35 juta
penduduknya, pemerintah Jepang membangun Subway dengan peta yang terhubung
dengan seluruh tujuan bepergian warganya. Meski tampak rumit secara
penggambaran jalur, namun minat masyarakat untuk memilih transportasi umum
berupa kereta bawah tanah menjadikan arus lalu lintas lebih teratur dan tertib.
"Kelebihannya Subway sangat cocok
dengan perekonomian masyarakat," ujar dia.
Selain Tokyo, Osaka dan Yokohama.
Jepang juga memiliki Toyota Smart City. Kota cerdas yang dibangun oleh
perusahaan otomotif raksasa itu pada akhirnya mampu memberikan sumbangsih untuk
persoalan populasi, transportasi publik, industri, pendidikan, juga lingkungan
hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar