Minggu, 10 Juli 2016

SMART ENVIRONMENT

Mendefinisikan Smart Environment sebagai " dunia kecil di mana berbagai jenis perangkat pintar terus bekerja untuk membuat hidup penduduk ' lebih nyaman ’ . " Smart Environment bertujuan untuk memenuhi pengalaman individu dari setiap lingkungan , dengan mengganti pekerjaan berbahaya , pekerjaan fisik , dan tugas yang berulang dengan agen otomatis . Poslad membedakan tiga macam Smart Environment untuk sistem , layanan dan perangkat lingkungan virtual ( atau didistribusikan ) komputasi , lingkungan fisik dan lingkungan manusia , atau kombinasi hibrida ini :

      Lingkungan komputasi virtual memungkinkan perangkat pintar untuk mengakses layanan terkait di mana saja dan kapan saja. Lingkungan fisik dapat tertanam dengan berbagai perangkat pintar dari berbagai jenis termasuk tag , sensor dan controller dan memiliki faktor bentuk yang berbeda mulai dari nano ke mikro ke makro berukuran .

      Manusia lingkungan : manusia , baik secara individual maupun kolektif , secara inheren membentuk lingkungan cerdas untuk perangkat . Namun, manusia mungkin sendiri disertai dengan perangkat pintar seperti ponsel , menggunakan perangkat permukaan - mount ( komputasi dapat dipakai ) dan mengandung embedded device ( misalnya , alat pacu jantung untuk mempertahankan operasi jantung sehat ) .

      Penererapan Smart Environment telah dilakukan di berbagai negara, antara lain adalah di kota kota di Jepang, dan kota-kota di benua Eropa. Applikasinya adalah dengan menyapu jalan yang bukan lagi menggunakan tenaga manusia seutuhnya, melainkan melalui teknologi yang manusia hanya sebagai operatornya. Kendaraan ini bernama X-CAV. Kendaraan ini dirancang menggunakan penghisap sampah pada bagian bawahnya, dan memiliki keunikan karena dapat menyesuaikan dengan lebar jalan.



                                                   (mobil penyapu jalan X-CAV)

      Yang kedua adalah penginformasian keadaan lingkungan secara digital, yang telah ada di berbagai dunia. Trmasuk Indonesia, alat ini menjadikan informasi keadaan keadaan lingkungan mulai dari tingkat polusi, suhu, kelembapan, prakiraan cuaca, dan sebagainya dapat diakse secara mudah, biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis.



                                  (Alat informasi keadaan lingkungan secara digital)

       Permasalahan lingkungan yang terjadi saat sekarang ini disebabkan oleh dua hal yaitu: pertama, karena kejadian alam yang harus terjadi sebagai sebuah proses dinamika alam itu sendiri. Kedua, sebagai akibat dari perbuatan manusia. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak ramah lingkungan menimbulkan kerusakan yang akhirnya juga mengancam eksistensi manusia. Berkaitan dengan hal ini Alloh berfirman : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)“ (QS  30:41).

      Islam sebagai Rahmatan lil’alamin telah mengatur adab terhadap lingkungan. Hal ini dapat kita temukan dalam banyak keterangan, sejarah serta aktivitas ibadah maghdah. Yang paling jelas adalah refleksi kesadaran lingkungan dalam ibadah haji. Ketika mulai berihram atau memasuki tanah Haram, jemaah haji atau manusia tidak diperkenankan menyakiti binatang, menumbangkan pepohonan, bahkan memetik rumput sekalipun (Republika, 2007).  Konsep pelestarian lingkungan juga telah diaplikasikan oleh Rosululloh dengan  memperkenalkan kawasan lindung (hima’), yakni suatu kawasan yang khusus dilindungi pemerintah atas dasar syari’at guna melestarikan kehidupan liar di hutan. Nabi pernah mencagarkan kawasan sekitar Madinah sebagai hima’ guna melindungi lembah, padang rumput dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Selain hima’, Islam juga memperkenalkan konsep ihya’ul mawat, yakni usaha mengelola lahan yang masih belum bermanfaat menjadi berguna bagi manusia.


      Dari uraian di atas, terlihat bahwa Islam memiliki perspektif lingkungan yang sangat kuat yang tidak hanya ada dalam tataran normatif tetapi juga telah dicontohkan Rasulullah selama perjalanan risalahnya. Upaya untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan melalui pendidikan lingkungan pada umat Islam akan memberikan andil besar dalam mencegah perusakan lingkungan lebih jauh bahkan memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.  Sebagai unit sosial terkecil, keluarga memegang peran yang penting dalam pendidikan lingkungan. Dalam hal ini seorang ibu sebagai pendidik utama anak-anaknya dapat berkontribusi sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai ramah lingkungan dalam keluarga. Hal ini bisa dilakukan dengan kebiasaan-kebiasaan yang sederhana misalnya menghemat air, menyayangi binatang, membuang sampah pada tempatnya, menanam dan memelihara pohon, mematikan alat  elektronik dan lampu ketika tidak digunakan, dll. Hal-hal kecil yang dapat berdampak besar apabila dilakukan secara berjamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar